Minggu, 22 April 2012

Sejarah Ungaran Sebagai IbuKota Kab. Semarang

Kabupaten Semarang pertama kali didirikan oleh Raden Kaji Kasepuhan (dikenal sebagai Ki Pandan Arang II) pada tanggal 2 Mei 1547 dan disahkan oleh Sultan Hadiwijaya. Kata “Semarang” konon merupakan pemberian dari Ki Pandan Arang II, ketika dalam perjalanan ia menjumpai deretan pohon asam (Bahasa Jawa: asem) yang berjajar secara jarang (Bahasa Jawa: arang-arang), sehingga tercipta nama Semarang.
Ketika masa pemerintahan Bupati Raden Mas Soeboyono, pada tahun 1906 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Kotapraja (gemente) Semarang, sehingga terdapat dua sistem pemerintahan, yaitu kotapraja yang dipimpin oleh burgenmester, dan kabupaten yang dipimpin oleh bupati.
Kabupaten Semarang secara definitif ditetapkan berdasarkan UU Nomor 13 tahun 1950 tentang pembentukan kabupaten-kabupaten dala m lingkungan provinsi Jawa Tengah. Pada masa pemerintahan Bupati Iswarto (1969-1979), ibukota Kabupaten Semarang secara de facto dipindahkan ke Ungaran. Sebelumnya pusat pemerintahan berada di daerah Kanjengan (Kota Semarang).
Pada tahun 1983, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1983 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Semarang ke Kota Ungaran di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang, Ungaran yang sebelumnya berstatus sebagai kota kawedanan ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Semarang, yang sebelumnya berada di wilayah Kotamadya Semarang. Sejak itulah setiap tanggal 20 Desember 1983 ditetapkan sebagai hari jadi Ungaran sebagai ibukota Kabupaten Semarang.
Pada tahun 2005, kecamatan Ungaran dimekarkan menjadi dua, yakni Ungaran Barat, Semarang dan Ungaran Timur, Semarang.

Tahun Nama Bupati
1969-1979 Drs. Iswarto
1979-1985 Ir. Soesmono Martosiswojo
1985-1987 Drs. Sardjono
1987-1992 Drs. Hartomo
1992-1999 Drs. Sudijatno
1999-2004 H. Bambang Guritno SE MM
2004-2006 H. Bambang Guritno SE MM (Non Aktif)
2006-2010 H. Siti Ambar Fathonah (Plt.Bupati)
2010-2015 dr. H. Mundjirin ES .SpOG

Selasa, 17 April 2012

Alun-alun Ungaran (lama) Ajang Nongkrong Anak muda Sampai Pagi

Alun-alun By. NdutzArt

 Pasti tau kan Alun-alun Ungaran, buat yang belum tau ane kasih tau gan. Letaknya si deket ama jalan utama Semarang - Solo/Jogja. Masak sering lewat ga tau tempatnya yang mana and kaya apa???? malu lah, apalagi daerah agan cuma kawasan Semarang ditanya ga tau apa-apa mau taruh mana tu muka. Nih gan ane kasih bocoran dikit aja simak dech tu!!!!

Alun-alun lama Ungaran merupakan pusat kehidupan di kota Ungaran. Dari yang dahulu sepi kini mulai diramaikan suasana anak muda. Tiada hari yang sepi sunyi lagi, kini dipenuhi juga oleh pedagang yang menjajakan makan menu apa saja pasti ada, tak kalah para pedagang kopi juga ikut tampil. Asyiknya lagi para pedagang tutup hingga jam 1 dini hari, padahal mereka buka dari sore hari bahkan ada pula yang dari siang hari.

Kelaparan saat nongkrong waktu dinihari??? tak perlu kawatir disana ada juga pedagang nasi bungkus n minuman yg komplit, yang anehnya malah buka dari jam 12 malam hingga pagi. Jadi disana tak ada kata kelaparan selama kita masih membawa uang.

Alun-alun Ungaran By. NdutzArt
Kalau maen kesana pada saat malam minggu agan-agan jangan kaget kalau tidak dapat tempat, biasanya malam minggu cari tempat parkir aja susah apalagi tempat nongkrong disana. Tapi jangan kaget juga kalau yang pada nongkrong cuma nongkrong-nongkrong aja alias ngirit tanpa makan atau minum heheheheeeee. Apalagi didukung dengan hawa udara yang dingin di kota Ungaran pastinya sambil pacaran kali kalau nongkrong.

Buat agan-agan ane saranin jangan malam-malam kalau mau coba nongkrong disana apalagi kebiasaan gak pakai jaket rasain tuh dingin dingin dech badan ente.

Senin, 16 April 2012

Sedikit Cari Tau BARONGSAI

 

Kenal  dengan Barongsai? Pasti sudah banyak orang yang mengenal, atau bahkan gandrung dengan pertunjukan seni khas Tionghoa ini. Menjelang Imlek, pertunjukan Barongsai dapat kita temui di banyak tempat. Belasan, bahkan puluhan orang yang membentuk naga ataupun singa yang meliuk-liuk mengikuti tabuhan musik khas, melahirkan daya tarik sendiri.

Tapi sebenarnya, apa makna yang terkandung di balik liukan sekian orang yang berada di balik kostum berwujud singa tersebut? Ini dia jawabannya...

Indra Santoso, Koordinator Exhibition Yayasan Damai Indah Sentosa (DIS) yang mengembangkan seni Barongsai menjelaskan, bahwa Barongsai telah ada sejak 1500 tahun. "Pertunjukan seni ini bermakna untuk mengusir hal-hal buruk yang akan terjadi," kata dia, saat ditemui di Klenteng Susukan, kemarin.
 
Konon ceritanya, ada beberapa versi sejarah Barongsai. Yang paling terkenal adalah versia Nian (monster). Pada masa Dinasti Qing, di satu wilayah di China ada monster yang mengganggu penduduk setempat hingga menimbulkan keresahan dan ketakutan. Saat itulah muncul singa (barongsai) untuk menghalau monster tersebut. Akhirnya, monster kalah dan lari ketakutan.
 
"Setelah itu singanya pergi. Tapi monster ini ternyata mau balas dendam dan masyarakat tidak tahu. Mereka bingung, ada di mana singa yang bisa mengalahkan monster itu. Akhirnya mereka buat kostum barongsai seperti yang ada sekarang, dan berhasil menyingkirkan monsternya," cerita Indra.
 
Hal inilah, menurut dia, yang mendasari mengapa barongsai selalu hadir dalam perayaan Imlek. "Maksudnya mengusir monster yang kita samakan dengan aura-aura yang buruk."
 
Barongsai yang dikembangkan DIS sendiri, masih berpegang pada pakem-pakem adat yang ada. Misalnya, mempertahankan cerita sesuai dengan momennya. Masih cerita Sunar, jika pada even pernikahan maka tema yang diambil mengenai cerita yang menggambarkan bahwa pasangan itu harus bersama selama 100 tahun. "Kalau buka rezeki ceritanya lain lagi, kalau buka restoran lain lagi," ujar pria keturunan Tionghoa ini.
 
Untuk tampil, minimal dibutuhkan 17 orang sebagai pemain barongsai dan pemain musik. Alat musik yang dimainkan, yaitu Simbal (cai-cai), Gong (Nong), dan Tambur. Menariknya, para pemain barongsai di DCK terbilang masih relatif muda. Rata-rata berusia 7 hingga 20 tahun. "Kita berharap yang muda-muda ini bisa melanjutkan kelestarian seni barongsai," tutur Indra.